Iman yang kecil? Tidak mengapa, iman itu bertumbuh
Iman yang kecil? Tidak mengapa, iman bertumbuh
Kita tahu bahwa iman kepada Yesus tidak hanya berarti tiket ke surga, tetapi juga tentang seluruh identitas di dalam Kristus, ini tentang berjalan bersama-Nya setiap hari.
Sedangkan tentang keselamatan kekal, ini adalah hal yang terjadi sekali selamanya saat seseorang beriman pada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka pribadi, inilah yang disebut lahir baru. Ini adalah hal yang paling penting dalam keimanan kita, tapi keselamatan dari Tuhan Yesus mencakup hal yang lebih luas lagi dari hanya jaminan masuk sorga.
Anda tidak perlu terlalu takut anda sendiri atau orang Kristen lain tersesat dan meninggalkan Tuhan Yesus karena sejatinya mereka sudah merupakan pewaris hidup kekal jika anda percaya jaminan keselamatan dari Tuhan Yesus. Jika anak Tuhan nampak tersesat, itu adalah proses hidup, tidak mungkin Tuhan meninggalkan anakNya/dombaNya. Saat kita sudah di dalam Kristus maka kepedulian kita adalah bagaimana kita berjalan bersama Kristus saat kita masih di dunia ini, bagaimana kita bertumbuh sesuai identitas kita dalam Kristus.
Banyak orang Kristen yang beriman untuk ke sorga dan ini memang benar, tapi mereka tidak beriman bahwa Tuhan juga ingin mereka menjadi saluran agar kuasa sorga menjadi nyata dalam dunia ini. Ini supernatural.
Kembali ke topik "iman" :
Petrus gagal ketika dia berjalan di atas air & Yesus berkata kepadanya, "Kamu yang kurang percaya, mengapa kamu bimbang?" Kita tahu bahwa Yesus tidak berbicara tentang iman Petrus akan hidup yang kekal, Tuhan tidak berkata,"Petrus, mengapa engkau tidak percaya bahwa Akulah Juruselamat bagi hidup kekalmu?". Tetapi itu dalam konteks firman-Nya kepada Petrus, memintanya untuk datang kepada diri-Nya di atas air. Seandainya Petrus menolak pertolongan Tuhan dan ia akhirnya tenggelam dan meninggal, saya percaya ia tetap memperoleh keselamatan kekal.
Iman bertumbuh, perlu latihan, sama seperti murid-murid Yesus yang lalu, mereka juga dilatih untuk mempercayai firman Tuhan. Dan karena segala sesuatu dalam hidup adalah proses pembelajaran, ini adalah perjalanan, semua orang mengalami kegagalan. Tapi tidak ada kutukan dalam kegagalan. Kita juga pernah jatuh ketika kita belajar berjalan.
Dulu saya tersinggung ketika orang berbicara tentang hal-hal iman/ yang supernatural, saya menyangkal fakta bahwa saya tidak tahu lebih baik. Saya memiliki iman akan keselamatan kekal di dalam Kristus, tetapi bukan tentang perjalanan saya bersama Dia di bumi.
Sama dengan murid-murid Tuhan Yesus, mereka percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias. Tetapi pengenalan mereka akan Yesus sebegai Allah Penyedia, Allah Penyembuh, dan seterusnya adalah hal yang berkembang (melalui proses).
Iman itu bisa berkembang. Bahkan jika saya kurang percaya saya ingin belajar lebih banyak dan alangkah indahnya jika iman saya selalu makin maju.
Bayangkan ketika dulu saya menyangkal fakta bahwa saya tidak bisa bermain gitar dan saya menolak untuk belajar karena saya merasa tersinggung setiap kali seseorang menyuruh saya untuk belajar hanya karena saya sudah mencobanya dan hal itu tidak berhasil, maka saya tidak akan pernah bisa bermain gitar sampai sekarang.
Saya bisa sangat tersinggung setiap kali seseorang ingin berbagi dengan saya beberapa keterampilan gitar yang luar biasa. Saya sangat percaya pengalaman saya & pengalaman teman-teman saya yang lain yang sudah bekerja keras dalam banyak hal tetapi juga gagal.
Saya menyangkal bahwa ada teknik tremolo atau harmonik & menilai gitaris asli yang melakukan teknik itu palsu hanya karena saya sudah benar-benar mencoba & tidak ada hasil. Akhirnya saya menjaga gengsi saya dengan menilai orang lain. Alih-alih belajar dari mereka dan bersikap terbuka terhadap sesuatu yang mungkin belum saya ketahui, saya mengklaim bahwa saya telah mengetahui segalanya, mencoba segalanya dan bersikeras bahwa itu tidak berhasil.
Siapa yang pernah mengatakan itu berhasil, mereka berbohong, atau mungkin itu hanya berhasil untuk mereka. Mengapa saya tidak mengakui saja bahwa saya tidak bisa, dan mau belajar? Jelas saya tidak akan menyombongkan pengalaman saya karena gagal, tapi mungkin jawabannya ada pada pengalaman orang lain.
Proses pembelajaran dimulai dari titik itu, bersikap terbuka & mau meletakkan apa yang saya pikir saya tahu. Tidak ada salahnya tidak tahu karena perjalanan saya tidak berhenti di situ, saya bisa belajar. Ada ungkapan indah dari seorang ayah dari anak yang kerasukan setan yang belajar untuk percaya Yesus tertulis dalam Markus 9:24, "Tuhan, saya percaya; tolong ketidakpercayaan saya."
Ada seorang murid Yesus bernama Tomas, dia melewatkan suatu hari Minggu ketika Yesus menampakkan diri kepada rekan-rekan murid Yesus lainnya, dan karena itu dia tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit seperti yang diceritakan oleh rekan-rekan murid-Nya. Dia berkata bahwa dia akan percaya hanya jika dia melihat & menyentuh luka Yesus.
Yesus memang muncul kembali dalam persekutuan murid-murid-Nya dan saat itu Tomas ada di sana. Yesus membiarkan dia menyentuh luka-luka-Nya dan berkata kepadanya, “Thomas, karena kamu telah melihat Aku, kamu telah percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” (Yohanes 20:29)
Karena ayat ini saya mendengar banyak pengkhotbah mengajarkan kita untuk tidak menjadi seperti Thomas. Dan akibatnya saya merasa malu ketika saya merasa ragu. Dan terkadang saya menyembunyikan diri saya di balik beberapa "teologi" karena ini membuat saya merasa lebih aman daripada mempelajari hal-hal baru yang "aneh".
Mengapa saya tidak mengakui bahwa saya terkadang seperti Thomas? (Dan saya pikir bahkan lebih buruk dari Thomas). Bagaimanapun juga Yesus tetap mencintai Thomas bahkan ketika dia ragu-ragu, begitu juga dengan saya.
Yesus mengasihi Petrus yang juga mengalami kegagalan besar. Dan tidak ada murid Yesus yang memiliki iman yang sempurna, mereka juga mengalami kegagalan. Sama seperti yang mereka alami, kita semua dalam perjalanan kita masing-masing bersama Yesus. Alkitab lebih banyak berbicara tentang kesetiaan-Nya daripada kesetiaan kita. Iman hanyalah kesadaran akan anugerah-Nya, ini lebih dari sekedar "pikiran positif".
Lebih baik terbuka, mengakui lemah iman saya kepada-Nya, dan meminta-Nya untuk membantu saya dalam proses belajar saya; daripada membela kebenaran saya sendiri yang tidak membawa saya ke tempat yang lebih baik.
Apa yang Yesus katakan kepada Tomas adalah "suatu tujuan", Dia tidak menghilangkan proses menuju ke sana dan tidak menyalahkan orang yang gagal. Dia tidak mengutuk anak-anak terkasih-Nya dalam proses mereka sendiri, Dia tidak menggunakan perasaan bersalah atau malu untuk menghukum kekasih-Nya.
Matius 17:20 "Ia (Tuhan Yesus) berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Kurang iman? Ok saja, tidak ada penghakiman, kita bisa belajar dan berlatih.
Roma 10:17 "Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."
Ketika saya menunjukkan atau menjelaskan sesuatu yang rumit kepada murid gitar atau ukulele saya, tidak berarti mereka perlu malu jika minggu depan atau bulan depan mereka masih belum bisa melakukannya. Jika saya sebagai guru yang tidak sempurna ada untuk membantu mereka dengan kelemahan mereka, bukan untuk mengutuk mereka saat mereka berjuang, apalagi Tuhan dalam mengajar anak-anak-Nya.
Mempelajari musik, seperti halnya disiplin lainnya, adalah prinsip demi prinsip. Apakah itu rumit? Yah, saya tidak tahu bagaimana menjawabnya... tapi itu bisa dilakukan. Bagi murid-murid saya, kemajuan mereka tidak bergantung pada jawaban apakah itu rumit atau sederhana, tetapi pada pembelajaran mereka. Sama halnya dengan berjalan bersama Tuhan.
Dalam budaya Kerajaan-Nya, selalu ada cinta tanpa syarat, anugerah, pengampunan, kedamaian, sukacita, terobosan, keselamatan dalam banyak hal. Mari belajar menjadi saluran untuk mewujudkan Kerajaan-Nya di bumi karena kehendak-Nya adalah "surga di bumi" (Matius 6:10).
Bagaimana jika kita tidak percaya kehendak-Nya dalam firman-Nya? Itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, pasti ada interpretasi lain yang lebih masuk akal. Oke, kita bisa belajar. Daripada menyimpulkan & membuat "teologi" kita sendiri, kita dapat meminta Tuhan untuk mengungkapkan bagaimana menafsirkan Alkitab dari Alkitab. Pada akhirnya bukan pikiran dan opini kita yang menentukan apakah FirmanNya benar atau tidak.
Seperti semua hal dalam hidup, proses belajar adalah perjalanan hidup yang panjang, tapi setidaknya kita harus memulainya. Ada misteri yang telah telah diungkapkan kepada kita dan kita membangun iman kita diatasnya, tetapi ada misteri lain yang akan diungkapkan kepada kita pada saat yang tepat saat kita berjalan bersama Yesus.
Tujuan pembelajaran kita adalah untuk mempercayai Dia lebih dalam dan lebih dalam, dan sebagai efek sampingnya kita akan memiliki lebih banyak kedamaian tanpa rasa takut dan khawatir. Karena itu berarti kita memiliki iman kepada Tuhan daripada iman pada masalah.
Pembelajaran kita harus membawa kita lebih dekat kepada-Nya, untuk mengetahui siapa kita di dalam Dia & siapa Dia bagi kita, lebih percaya kepada-Nya daripada pada diri kita sendiri. Dialah penyelamat, bukan diri kita sendiri. Kebenaran ini akan membawa kedamaian, sukacita, harapan dalam hidup kita.
Intinya di sini bukan tentang seberapa besar atau seberapa kecil iman kita, tetapi tentang proses pembelajaran, tentang memperbarui pola pikir, menghancurkan benteng / kepercayaan lama / "nilai-nilai yang saya agungkan" yang menghalangi saya untuk maju.
Beberapa testimoni kesembuhan ilahi :
Hanya karena kasih karunia-Nya. Tidak ada yang lebih suci dari siapapun, yang kita butuhkan hanyalah kemauan untuk belajar dan kita semua orang percaya Tuhan Yesus bisa membawa Yesus bagi orang lain - karena Kristus dalam kita (Kolose 1:27).
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang kesembuhan ilahi, atau Anda sedang membutuhkannya Anda bisa menghubungi saya. Saya mengenal seorang Juru Selamat yang suka memberi tanpa pamrih.
Comments
Post a Comment