Otoritas Tuhan atau Orang Percaya?

Baru-baru ini saya membaca ayat yang menarik tentang 70 murid Yesus ini, tidak dikatakan bahwa setan-setan tunduk kepada Yesus tetapi kepada mereka dalam nama Yesus. Kemudian tujuh puluh orang kembali dengan sukacita, berkata, “Tuhan, bahkan setan-setan pun tunduk kepada kami dalam nama-Mu.” Lukas 10:17 NKJV 

Mereka bisa mengusir setan & menyembuhkan orang sakit karena di beberapa ayat sebelumnya Tuhan memberi mereka otoritas - "Dan sembuhkan orang sakit di sana, dan katakan kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat denganmu.'" Lukas 10:9 NKJV 

Ketika mereka melihat penyakit mereka tidak berdoa meminta kesembuhan kepada Tuhan, tetapi menggunakan otoritas yang sudah diberikan Tuhan kepada mereka. Dan memang inilah yang Tuhan berikan kepada kedua belas orang itu: Lukas 9:1 "Dan Dia memanggil kedua belas orang itu bersama-sama, dan memberi mereka kuasa dan otoritas atas semua setan dan untuk menyembuhkan penyakit."

Kekuasaan dan otoritas di sini berarti mereka dapat menggunakan kekuasaan yang diberikan yang mereka miliki, kapan, di mana, dan bagaimana mereka ingin membagikannya. Dan untuk orang-orang percaya perjanjian (termasuk kita), Yesus memberi kita otoritas-Nya juga 

"Dan Dia berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada setiap makhluk. Dia yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan; tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Dan tanda-tanda ini akan mengikuti orang-orang yang percaya: Dalam nama-Ku mereka akan mengusir setan; mereka akan berbicara dengan bahasa baru; mereka akan mengambil ular; dan jika mereka meminum sesuatu yang mematikan, itu sama sekali tidak akan menyakiti mereka; mereka akan meletakkan tangan atas orang sakit, dan mereka akan sembuh.”" Markus 16:15-18 NKJV 

Dalam konteks itu, tangan siapa yang diletakkan di atas orang sakit untuk disembuhkan? Apakah orang percaya atau Tuhan? 

Nama/otoritas siapa yang kami gunakan? Apakah orang percaya atau Yesus? 

Jangan heran jika orang-orang datang ke kita untuk kesembuhan, karena memang kuasa dan otoritas Tuhan ada pada kita. Tuhan memang memakai orang-orang yang percaya untuk menjadi saksiNya dan menjangkau banyak jiwa-jiwa untuk Ia selamatkan. Perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak menyebutkan, "Tanda-tanda ini akan mengikuti orang-orang baik...", tetapi "orang-orang percaya". Memang baik berbuat baik, tapi lebih penting lagi untuk belajar percaya, belajar melangkah dalam iman akan apa yang Tuhan katakan. 

Mengatakan bahwa "penyembuhan adalah terserah kehendak Tuhan" mungkin terdengar sopan dan rendah hati, tetapi sebenarnya itu adalah ketidaksetujuan terhadap firman-Nya dan apa yang telah dilakukan Kristus di kayu salib. 

Bayangkan seorang prajurit bersenjata dengan kuasa dan otoritas untuk melindungi negara saat perang, ini artinya ia berkewajiban membela warga negaranya dan mengenyahkan musuh. Ia sudah harus tahu tanggung jawab dan tujuan misinya, bukan lagi saat berhadapan dengan musuh ia malah menghubungi komandannya untuk memohon komandan mengenyahkan musuh jika hal ini sesuai dengan kehendak komandan. Ini bukan tindakan "rendah hati", ini tindakan mengkhianati negeri sendiri dan menguntungkan pihak musuh.

Kekacauan ini yang dipakai musuh untuk menyerang kita. Berapa banyak orang Kristen yang ditebus oleh darah Kristus tetapi malah bekerja menguntungkan musuh. Kebingungan menyerang mereka sehingga mereka tidak bisa membedakan mana kehendak Tuhan dan mana kehendak musuh, mana gerakan Tuhan mana gerakan musuh, padahal Firman Tuhan terbuka bagi mereka.

Bagaimana kita bisa berpikir bahwa kita tidak menghormati kedaulatan-Nya dengan tidak mempercayai kata-kata-Nya sendiri? Kita harus mengakui (homologeo = mengatakan hal yang sama dengan) kebenaran, bukan mengakui apa yang kita pikirkan atau rasakan benar, atau apa yang filsuf agama/akedemika katakan pada kita.  

Kita salah mengartikan "keyakinan akan kebenaran-Nya" dengan "kesombongan" karena orang-orang melabelinya demikian sementara iman kita harus ditegakkan di atas firman-Nya - Sola Scriptura. 

Apa yang kita sebut "kerendahan hati" Yesus menyebutnya "iman yang kecil". Dan tidak ada yang salah dengan iman kecil kita selama kita berlatih untuk menumbuhkannya. Menyetujui kehendak-Nya bukan berarti kita memaksa Tuhan untuk melakukan hal yang seolah-olah pada awalnya Dia tidak mau, karena selama ini adalah inisiasi-Nya, kehendak-Nya, dan Dia melakukan semuanya untuk kita. Kita hanya perlu dengan iman mencapai kesepakatan dan menerima. 

Iman tidak menggerakkan Tuhan, Dia telah melakukan semua yang diperlukan karena Dia mengasihi kita. Iman menggerakkan kita ke posisi menerima, iman mengambil apa yang sudah menjadi milik kita dengan pengorbanan Yesus.

Kita tidak bisa mengatakan bahwa Tuhan tidak mau menyembuhkan atau kita memaksa-Nya untuk menyembuhkan jika Dialah yang begitu berkehendak, berinisiatif dan Dia sudah puas dengan apa yang Yesus lakukan. 

Sesungguhnya Dia telah menanggung duka kita (choli = sakit) Dan menanggung duka kita (makob = sakit); Namun kami menganggap Dia tertimpa, Dipukul oleh Tuhan, dan disengsarakan. Tetapi Dia terluka karena pelanggaran kita, Dia diremukkan karena kesalahan kita; Hukuman untuk kedamaian kita ada pada-Nya, Dan oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan. Yesaya 53:4-5 NKJV - Bahasa asli bisa dilihat dalam versi interlinear.

Iman adalah mempercayai apa yang Dia katakan daripada apa yang dikatakan oleh pengalaman, pikiran, perasaan, budaya, kepercayaan, atau 5 indra Anda - 2 Korintus 5:7 "Karena kami berjalan dengan iman, bukan karena melihat." 

Seperti Petrus, ketika kita mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias, kita telah diberikan kunci Kerajaan Surga, itulah otoritas yang harus kita praktikkan. Matius 16:19 "Aku akan memberikan kepadamu kunci Kerajaan Sorga; apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga, dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."" 

Kita harus melihat Surga sebagai model bagi kita untuk menggunakan kunci-kunci ini untuk mewujudkan kehendak Tuhan "di bumi seperti di Surga" - Matius 6:10. 

Tuhan menetapkan kuasa dalam lidah kita, apakah kita setuju dengan hidup atau justru mati. Amsal 18:21 "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya (memperkatakan hidup atau memperkatakan kematian), akan memakan buahnya." Gunakan kuasa perkataan kita untuk setuju dengan kebenaran Tuhan, ketimbang setuju dengan tipuan si jahat. Kita "buka" kehendak Tuhan dan "tutup" kehendak iblis melalui perkataan kita.

Kita perlu memperbaharui pikiran kita dengan Firman Tuhan - Reformasi bukanlah momen-momen atau event/kejadian tertentu dalam sejarah, reformasi terjadi sampai sekarang. Kita terus memperbarui pola pikir kami dengan firman Tuhan dan Tuhan juga masih mencelikkan orang percaya akan kekayaan akan kebenaran FirmanNya.  

"Dan janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan akal budimu, supaya kamu dapat membuktikan apa yang baik dan berkenan dan kehendak Allah yang sempurna." Roma 12:2 NKJV 

Transformasi memang sebuah proses, bukan hanya semalam. Proses belajar dan berlatih melibatkan kegagalan, kesalahan dan halangan juga, tapi setidaknya Anda sudah mendapat arahan dari kehendak Tuhan. Tidak ada yang salah dengan sedikit iman, yang kita butuhkan hanyalah kemauan untuk belajar dan terus mempraktekkan iman untuk bertumbuh. Bahkan murid-murid Yesus tidak selalu melakukannya dengan benar. Kenapa kita berpikir jika kehendak Tuhan adalah supernatural maka semuanya harus terjadi dengan benar seolah-olah tidak diperlukan proses belajar dan berlatih? Jika demikian kenapa Petrus tenggelam saat berjalan di atas air jika itu kehendak Tuhan?

Matius 17:20 Maka kata Yesus kepada mereka: "Karena ketidakpercayaanmu, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu memiliki iman seperti biji sesawi, kamu akan berkata kepada gunung ini: Pindahlah dari sini ke sana, dan itu akan bergerak; dan tidak ada yang mustahil bagimu.

Jika Anda membaca konteks di atas, Yesus tidak berbicara kepada murid-murid-Nya tentang iman sebagai "suatu saat pergi ke Surga", tetapi dalam konteks iman untuk "menurunkan Surga ke bumi" sesuai kehendak Bapa - dan mereka gagal menyembuhkan dan mengusir setan dari seorang anak laki-laki meskipun mereka telah telah diberikan wewenang untuk menyembuhkan dan mengusir setan dalam Matius 10:8 (perhatikan bahwa Matius 10 datang sebelum Matius 17. 

Banyak orang Kristen hanya berpikir bahwa "iman" adalah hanya tentang "suatu hari mereka akan ke Surga" saja. Membaca Alkitab dalam konteksnya sangat penting, dengan ini kita dapat memeriksa beberapa ajaran apakah itu Alkitab atau buatan manusia (denominasi). Membaca Alkitab dalam konteksnya sangat penting, dengan ini kita dapat memeriksa beberapa ajaran apakah itu Alkitab atau buatan manusia (denominasi). 

Iman itu bukan hal yang tetap/stagnant, tetapi bertumbuh. Roma 1:17 "Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman (faith to faith), seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

"Roma 10:17 "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" 

Pemberitaan Injil sejati menumbuhkan iman kita dan saat kita setuju dengan firmanNya, Roh Kudus sebagai Roh kebenaran akan bersaksi lewat mujizat. Paulus dalam Galatia 3:5 mengatakan "Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?" Apakah selama ini kita mendengar Gospel sejati atau ajaran manusia?

Renungan yang saya bagikan di sini bukanlah karena saya lebih istimewa daripada saudara-saudara seiman dan bukan juga saya memiliki iman yang super (saya dalam perjalanan pertumbuhan iman), tetapi renungan ini dimaksudkan agar saudara-saudara seiman dalam Kristus bertumbuh di dalam identitas sejati mereka di dalam Kristus. Kita semua (termasuk saya) selalu ada ruang untuk bertumbuh dalam pengenalan kita akan Kristus melalui FirmanNya. 



Refleksi : 
1. Apa kehendak Bapa yang diungkapkan Tuhan Yesus dalam Matius 6:10?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus secara sempurna di atas kayu salib yang dinubuatkan di Yesaya 53:4?
3. Melalui siapa Tuhan Yesus memenangkan jiwa-jiwa di dunia menurut yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 28:18-20 dan Markus 16:15-18?
4. Sebagai orang percaya apa otoritas yang kita miliki menurut firman-Nya di Markus 16:15-18? 
5. Pemahaman lama apa yang harus kita tanggalkan dan gantikan dengan kebenaran FirmanNya?
6. Apa itu "iman"? Apa landasan iman kita?
7. Bagaimana kita berlatih menggunakan otoritas yang Tuhan berikan pada kita? 



Comments

Popular posts from this blog

Blog 23 May 2024 : Divine Healing, God's Unconditional Love, Trinity, The Gift of Righteousness, Law vs Grace

SEE GOD'S HEART WHO WANTS TO BLESS YOU