Bagaimana Anda Melihat Diri Sendiri? Bagaimana Anda melihat Tuhan?

BAGAIMANA ANDA MELIHAT DIRI SENDIRI? BAGAIMANA ANDA MELIHAT TUHAN?

Berikut adalah 2 komentar kontras dari 2 orang tua dalam Alkitab : 

Pertama - Kaleb yang berusia 85 tahun berkata dalam Yosua 14:11 “Sampai sekarang saya masih kuat seperti pada hari Musa mengutus saya (ketika dia berumur 40 tahun); sama seperti kekuatan saya dulu, demikian juga kekuatan saya untuk berperang, baik untuk keluar maupun untuk masuk. " 

Kedua - Mari kita baca beberapa percakapan antara Barzilai & Raja Daud dalam 2 Samuel 19:33-35 Raja berkata kepada Barzilai, Menyeberanglah denganku, dan aku akan menyediakan untukmu di sisiku di Yerusalem. Tetapi Barzilai menjawab, "Berapa tahun lagi hidupku, sehingga aku harus pergi ke Yerusalem bersama raja? Umurku sekarang delapan puluh tahun. Dapatkah aku membedakan mana yang baik dan mana yang tidak? Dapatkah hambamu mencicipi apa yang dia makan atau minuman? Apakah aku masih bisa mendengar suara nyanyian pria dan wanita? Mengapa hambamu harus menjadi beban tambahan bagi tuanku raja?" 

Amsal 18:21 Versi King James Baru 21 : Hidup dan mati dikuasai lidah, Dan mereka yang menyukainya akan memakan buahnya. Tuhan kita yang pengasih & berdaulat telah memberi kita otoritas dalam lidah kita tentang hidup & mati kita. 

Allah adalah Allah yang berotoritas, dan Ia bertindak sesuai dengan FirmanNya. Jika Ia telah memberimu otoritas sebagai anak-anakNya, artinya anda memiliki otoritas itu. Bagaimana kita menggunakan otoritas yang diberikan-Nya? Pengakuan iman mana yang menyenangkan Tuhan, Kaleb yang berusia 85 tahun atau Barzilai yang berusia 80 tahun? 

Kaleb bertempur dan menaklukkan gunung yang penuh dengan raksasa, dia mendapatkan warisannya karena dia percaya Tuhan. Di sisi lain Barzilai mendiskualifikasi dirinya dari berkat besar yang ditawarkan Raja kepadanya. Apa yang kita pelajari tentang kerendahan hati, setuju dengan KEHENDAK Tuhan atau setuju dengan perasaan fisik, pengalaman, emosi, pemikiran, mayoritas yang mungkin masuk akal tetapi tidak sesuai dengan kehendak Tuhan? 

"Bukankah kehendak Tuhan manusia hanya berumur 70 tahun, atau kalau kuat 80 tahun saja?" 
Teman-teman, ini memang tertulis dalam Mazmur 90:10 "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap."

Tapi tahukah kita bahwa ini konteks bagi kehidupan di bawah hukum taurat, ini konteks kehidupan di bawah murka Tuhan dan kehidupan dengan kekuatan sendiri - Perhatikan frase "jika kami kuat" di ayat tersebut. 

 Mazmur 90:7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. 90:8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu. 

Bandingkan dengan :
Roma 4:8 "berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."

Roma 3:24 "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." 

Saat kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita, maka penebusanNya yang sempurna telah terjadi pada kita. Kita adalah umat tebusanNya, roh kita telah lahir baru. Dan kita adalah ciptaan baru, hidup kita yang lama sudah berlalu - 2 Korintus 5:17.

Kita perlu tahu perbedaan antara hidup di bawah hukum taurat dan hidup di bawah kasih karunia, secara singkat intinya adalah Tuhan Yesus datang untuk memenuhi hukum Taurat dan membuat kasih karunia Allah mudah di akses oleh manusia - Yohanes 1:12 "Sebab, Hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Kristus Yesus".

Saat kita mengerti penebusan Kristus bagi kita kita tahu bahwa kebenaran kita adalah suatu anugerah, kebenaran kita adalah seorang pribadi yang bernama Kristus Yesus (kebenaran kita bukan lagi perbuatan kita, tapi karyaNya yang sempurna di atas kayu salib). Kita menjadi mengerti kehendak Tuhan dalam Mazmur 91 adalah bagi kita. 

Bagaimana kita bisa berkata  "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai" (ayat 2) jika kita kadang berpikir bahwa yang menghukum kita adalah murka Tuhan? Pemikiran bahwa Tuhan masih bisa murka atas dosa kita adalah pemikiran yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus belum menebus kita dengan sempurna. Jika Tuhan menghukum kita, kita justru tidak bisa merasa aman dekat dengan Tuhan, apalagi bisa tinggal dalam naunganNya (Mazmur 91:1)

Firman Tuhan diberikan agar kita belajar kehendak Tuhan dan belajar mengasosiasikan diri dengan Yesus sebagai identitas kita yang baru, bukan dengan manusia lama kita. Salah satu proses belajarnya adalah dengan mengamati kontras yang diberikanNya untuk kita pelajari, antara Kaleb dan Barzilai, antara lidah yang mengatakan kehidupan atau kematian, antara Mazmur 90 dan Mazmur 91, dan banyak hal yang lain. Tanpa hikmat dan pewahyuan yang jelas kita akan bingung dalam melihat karakter Tuhan sehingga kita kesulitan percaya terhadap diriNya.

Mazmur 90:14 "Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami." (teriakan Musa saat ia menulis mewakili orang-orang yang di bawah hukum taurat dan murka Tuhan) - bandingkan dengan kehendak Tuhan dari firman-Nya : Mazmur 91:16 Dengan umur panjang (bukan umur pendek) Aku akan memuaskannya (hidup yang memuaskan - bukan hidup yang menderita), Dan menunjukkan kepadanya keselamatan-Ku. 

Tuhan bukanlah pribadi yang berubah-ubah (schizo), Ia bukan pribadi yang berkehendak suatu hal tapi melaksanakan hal lain lagi yang bertentangan dengan kehendakNya. Saat FirmanNya mengatakan bahwa kehendakNya adalah untuk memuaskan siapapun yang berlindung kepadaNya dengan umur panjang, artinya bahwa Ia ingin orang-orang berlindung padaNya supaya Ia bisa memuaskan mereka dengan umur panjang - (FirmanNya tidak mengatakan bahwa Ia memberi penyakit dan membuat orang berumur pendek. Ini tentunya berbeda dengan konteks Mazmur 90). Kita tahu kehendak Tuhan dari FirmanNya, bukan mengambil kesimpulan tentangNya dari persepsi pengalaman hidup kita atau orang lain.

Ini yang menarik, saya browse internet untuk memeriksa kata "keselamatan" dalam bahasa Ibrani di Interlinear Bible & menemukan huruf Ibrani dari kata "keselamatan" (salvation) : https://biblehub.com/interlinear/psalms/91-16.htm

Kemudian saya copy paste kata ini untuk mengecek pengucapannya dan saya mendengar hal yang menarik, Anda akan diberkati ketika Anda mendengar hal ini :  https://forvo.com/word/%D7%99%D7%A9%D7%95%D7%A2%D7%94/

Keselamatan adalah seorang pribadi yang kita kenal. Tuhan ingin mengungkapkan Yesus lebih dalam lagi bagi kita supaya kita bisa melihatNya lebih jelas lagi, hidup kita bukannya diperuntukkan untuk kita fokus kepada masalah (walaupun masalah memang ada di situ) - Ingat kejadian saat Petrus berjalan di atas air? Badai dan ombak ada di situ, tetapi Tuhan Yesus juga di situ sedang berjalan di atas air. Mana yang menjadi fokus Petrus akan menentukan imannya (https://draft.blogger.com/u/1/blog/post/edit/7052516117720801214/5247782226504888219)

Apakah kita setuju dengan apa yang dikatakan tubuh, pikiran atau perasaan kita kepada kita, apa yang dikatakan oleh keadaan sekitar dan alam kita, atau apa yang Dia katakan kepada kita melalui firman-Nya? Pengendalian diri artinya kita yang memiliki otoritas mengendalikan diri kita, bukan kita yang justru dikendalikan oleh tubuh, pikiran dan perasaan kita. 

Apakah kehendak Tuhan terpengaruh oleh keadaan sekitar kita? Tentu tidak. Tetapi kitalah yang belajar mengamini kehendakNya ditengah-tengah segala situasi kehidupan, kita memilih menggunakan lidah (perkataan kita) untuk memperkatakan hidup bahkan di tengah-tengah situasi buruk yang bukan dari Tuhan. 

Saat Tuhan Yesus berkata dalam Markus 4:35 "Marilah kita bertolak ke seberang" artinya memang itu kehendakNya untuk Ia dan murid-muridNya menyeberangi danau. Hanya karena ada badai besar bukan artinya kehendakNya batal dan mereka di ujung tanduk. Tuhan Yesus memberi contoh bagaimana Ia menggunakan otoritasNya untuk menghardik badai tersebut (ayat 39) dan Ia menegur murid-muridNya untuk tidak takut dan justru percaya pada kehendakNya. 

Perhatikan di sini, badai yang muncul bukanlah kehendak Allah, karena jika ini kehendak Allah maka Tuhan Yesus tidak akan menghardiknya. Justru karena Tuhan Yesus tahu kehendak Allah Ia menggunakan otoritas kuasaNya untuk menghardik taufan tersebut. Hanya karena ada suatu situasi yang mengancam bukan artinya situasi tersebut dari Tuhan, ada banyak faktor lain dalam dunia ini. 

Aneh juga jika banyak orang Kristen yang secara tidak sadar berpendapat bahwa malapetaka adalah dari Tuhan dan mujizat adalah dari iblis. Apakah ini masuk akal? Kadang-kadang justru orang di luar anak-anak Tuhan lebih bisa berpikir dengan pemilahan yang benar.

Markus 4:40 "Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" - Konteks "percaya" di sini bukanlah tentang iman akan Kristus untuk hidup yang kekal, tetapi iman bahwa sang Firman akan membawa mereka keluar dari situasi yang membahayakan mereka. 

Musuh mereka yang sebenarnya bukanlah badai dan ombak walaupun badai dan ombak hadir di situ, tetapi musuh mereka yang sebenarnya adalah persepsi mereka terhadap situasi keseluruhan. Seberapa besar mereka kenal dan percaya akan pribadi Tuhan Yesus akan menentukan ketenangan dan iman mereka di dalam mengatasi masalah - ini masalah "persepsi internal". Badai terbesar yang harus diredakan dulu adalah di dalam kita, untuk itulah Tuhan Yesus selalu mengatakan "Jangan takut" dan "Percaya".

Dengan persepsi yang benar di lain waktu, ombak dan badai bukan menjadi masalah bagi Petrus untuk berjalan di atas air saat ia merespons panggilan Tuhan untuk ia datang padaNya.

Sama seperti Kaleb dan Barzilai, kitapun memiliki kehendak bebas yang Tuhan berikan dan hargai. Biarlah ini menjadi hal yang menarik untuk kita pelajari, bagaimana kita melihat diri kita sendiri, bagaimana kita melihat Tuhan, apakah kehadiran masalah lebih besar dari kehadiran Tuhan dan kehendakNya, apakah kita "di dalam masalah" atau "di dalam Tuhan", mana yang menjadi identitas kita yang sejati.

Ambil waktu lebih panjang untuk memikirkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini, biarlah ini menjadi perenungan bagi kita masing-masing :

1. Apakah kita di bawah perjanjian melalui hukum taurat atau kasih karunia Tuhan?
2. Apakah kita percaya bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat kita yang telah menebus kita dengan sempurna?
3. Apakah kita hidup di bawah murka Allah (Mazmur 90) atau kita hidup di dalam perlindungan Tuhan (Mazmur 91)?
4. Badai apa yang menjadi ketakutan dalam hidup kita sekarang?
5. Apakah kehendak Tuhan menguatkan kita atau justru menakutkan kita? Apakah kita akan tenggelam dalam badai kehidupan ini atau justru melampauinya?
6. Apakah kehendak Tuhan akan hidup kita berubah karena adanya keadaan yang tidak berpihak pada kita?
7. Apa yang telah dan selalu aktif kita perkatakan? Apakah perasaan kita, nilai-nilai yang kita yakini, atau memang kehendak Tuhan yang sesuai dengan firmanNya?

Mari belajar bertumbuh (melalui proses) dalam identitas kita yang sebenarnya, menyepakati kehendak Tuhan, mencintai hidup & memakan buahnya. 

Tuhan memberkati kita melalui pewahyuan akan diriNya dan menempatkan kita dalam komunitas di mana kita akan saling menguatkan di dalam Tuhan, dan bukan justru saling mendiskualifikasi kita dari berkat Tuhan yang sebenarnya adalah sudah menjadi hak kita.


Jesus bless you all clearly and dearly.
Daniel Purnomo

Comments

Popular posts from this blog

Blog 23 May 2024 : Divine Healing, God's Unconditional Love, Trinity, The Gift of Righteousness, Law vs Grace

SEE GOD'S HEART WHO WANTS TO BLESS YOU